Home / Destinasi / Mancanegara / Gugup di Don Mueang, Pulang ke Tanah Air dengan Tenang

Gugup di Don Mueang, Pulang ke Tanah Air dengan Tenang

Bangkok yang Ramah dan Hidup

Bangkok selalu menawarkan kejutan, mulai dari kekacauan lalu lintasnya, kehangatan para penjual makanan kaki lima, hingga suasana malam yang semarak. Saya memilih menginap di kawasan Pratunam—yang konon, jadi tempat favorit para jastiper asal Indonesia. Benar saja, baru sehari di sana, saya sudah mendengar bahasa Indonesia berseliweran di mana-mana.

Transportasi dari Don Mueang ke Pratunam saya tempuh dengan bus nomor 3A. Biayanya hanya 50 Baht. Selama di Bangkok, saya memanfaatkan berbagai moda transportasi: bus kota, BTS (skytrain), hingga bolak-balik jalan kaki. Nyaris setiap hari, dompet harus sedia uang cash karena tidak semua tempat menerima pembayaran digital.

Destinasi yang saya kunjungi termasuk Wat Pho dan Wat Arun—dua kuil ikonik di tepi Sungai Chao Phraya yang bisa dicapai dengan ferry. Madame Tussauds jadi tempat seru berikutnya, ditutup dengan Pasar Chatuchak yang penuh warna di akhir pekan.

Catatan Kecil Buat Kamu yang Akan ke Bangkok

1. 15.000 Baht? Bawa saja. Tidak ditanya memang, tapi berjaga-jaga lebih baik. Uang sisa bisa ditukar kembali sebelum pulang.

2. Transportasi publik murah dan cukup nyaman. Bus dan BTS jadi pilihan utama, tapi sediakan uang tunai pas.

3. Pratunam adalah ‘Indonesia kecil’ di Bangkok. Banyak toko dan pelancong dari tanah air, serta akses ke tempat belanja dan makanan.

4. Soal makanan halal, jangan bergantung pada restoran besar. Minimarket seperti 7-Eleven punya banyak pilihan makanan halal bersertifikat. Ini penyelamat ketika lapar malam atau bosan dengan menu yang itu-itu saja.

5. Waspadai scammer. Meski saya beruntung tidak kena, banyak cerita tentang tukang tuk-tuk yang memaksa ke toko tertentu atau penjual tiket palsu. Tetap waspada.

Pulang dengan Hati Penuh Cerita

Liburan lima hari di Bangkok terasa singkat tapi penuh warna. Dan ketika kembali ke Bandara Don Mueang untuk pulang ke Indonesia, perasaan saya sudah jauh lebih tenang. Tak ada lagi rasa was-was. Proses check-in dan imigrasi berjalan lancar. Bahkan sempat belanja oleh-oleh sisa Baht di duty free.

Perjalanan ini bukan hanya tentang menjejakkan kaki di luar negeri, tapi juga belajar bahwa ketenangan dalam perjalanan seringkali dimulai dari persiapan yang matang, sikap tenang, dan kepercayaan bahwa semua akan berjalan sebagaimana mestinya.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *